Masyarakat Minta Noka Coffe Ditutup Dinilai Rusakkan Adat Setempat

Lensainfo.id, Berita Sungai Penuh –Budaya Kota besar sepertinya sudah merambah di Kota Kecil Kota Sungai Penuh, Penyakit Masyarakat (Pekat) sepertinya tak bisa dibendung, apa lagi aktivitas Pekat dilakukan di Cafe.

Viralnya berita terkait party Live Musik DJ di Noka Coffee beberapa waktu lalu sontak membuat masyarakat beraksi.

Mulai dari Lembah MUI Kota Sungai Penuh, Toko Adat Sungai Penuh, Mahasiswa, LSM dan kelurahan warga.

Sebab dari pengakuan pengunjung, saat ada Party Live Musik DJ aktivitas Pekat spontan terjadi.

‘saya melihat banyak wanita awalnya pakai jilbab dan berjaket, saat musik DJ dimulai, jaket lepas, tinggal baju mini yang terlihat, dengan iringan hentakan musik DJ ” ungkap salah seorang pengunjung kepada Media.

Ia juga tidak menepis ada peredaran minuman beralkohol, entah dari mana, yang terlihat dari pantauan, Noka Coffee tidak menyediakan menu Minuman beralkohol.

Tapi barang Illegal itu tetap bisa masuk ke arena tempat party Live Musik DJ di Noka Coffee.

“Warna minuman itu bening, kayak air putih, dimasukkan dalam botol minuman mineral, sepertinya sudah dirancang rapi, untuk mendapatkan minuman tersebut di halaman Noka Coffee, entah siapa pemasoknya” ungkap sumber lagi.

Sementara itu, Irfan salah seorang Pemilik Noka Coffee mengaku bahwa pernah menggelar acara party Live DJ Musik.

“Kita pernah adakan party” ungkap Irfan salah seorang pemilik Noka Coffee kepada media Selasa (14/02/2023), pada waktu lalu.

Namun ia membantah adanya kegiatan pekat tersebut saat party.

Meskipun beberapa pengunjung mengaku aktifitas tersebut (Pekat) terjadi di saat party live musik DJ.

Terkait soal Izin Usaha, Irfan mengaku bahwa mengantongi izin Kafe, sebab untuk kegiatan party merupakan pendukung.

“Musik itu pendukung” ungkapnya.

Sementara itu, Aktivis Kerinci Sungai Penuh, Wendi, Selasa, (28/2/2023), menyampaikan, Aktivitas Noka yang sempat viral dan sudah ditegur Tokoh adat setempat harus diberikan efek jera meskipun mereka sudah berjanji akan membuka dan menutup sesuai perjanjian yang ditandatangani.

“Harus ada efek jera, karena Kafe Noka Coffe teleh mencoreng adat istiadat setempat umumnya Kota Sungai penuh,”terangnya.

Efek jera tersebut, menurut aktivis kerinci sungai penuh ini, Noka Coffe ini harus ditutup agar mereka paham arti adat istiadat, setidaknya penutupan sebagai permohonan maaf ke masyarakat Kota Sungai penuh.

“Jika mereka memiliki jiwa menghormati adat istiadat Kota Sungai penuh, sebagai efek jera Noka Coffe harus ditutup,”tegasnya. (*Red)